• RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
Posted by Asep dan Ervina - - 0 komentar


Tawuran, demonstrasi dan betrokan
Adalah tiga hal yang nampaknya selalu identik dengan remaja-remaja Indonesia pada jaman sekarang. Ketiga hal yang akhir-akhir ini menjadi pemberitahuan paling anyar di hampir semua acara berita. Beritanya wara-wiri dari satu stasiun televisi sampai ke stasiun televisi yang lain. Yang akhirnya menimbulkan polemic dan dilemma yang besar pengaruhnya bagi para petinggi dan orang-orang yang mengaku berkedudukan tinggi di Indonesia.
Tawuran antar pelajar, demonstrasi menolak kunjungan presiden, dan bentrok antar pemuda adalah salah satu dari sekian banyak hal negative yang sulit dilepaskan dari kehidupan remaja. Memilukan dan memiriskan, mengingat para remaja alias pemuda-pemudi tersebulah adalah orang-orang yang dikemudian hari akan membawa Indonesia pada sebuah perubahan yang besar.
Para pakar Psiko-analis semacam Csiksentimihlyi dan Larson menamakan gejala ini sebagai perjalanan dari kondisi entrophy memasuki kondisi negentrophy.
Kondisi entrophy adalah suatu kondisi dimana kesadaran manusia masih belum tersusun dengan rapi. Mereka cenderung belum mampu include dengan system yang akan mengontrol dirinya. Bila dilihat dari jangka usia, maka masa entrophy termasuk ke dalam masa kanak-kanak dan remaja menuju dewasa.
Kondisi negentrohy adalah kondisi dimana seorang manusia mulai mengetahui jati diri, mengenali orang-orang yang berada di sekelilngnya dan mengetahui sebab akibat yang dihasilkan dari tindakannya. Kesadaran yang ia miliki mulai tersusun dengan baik dan rapi, pengetahuannya yang satu terkait dengan pengetahuannya yang lain. Masa ini adalah masa dewasa.
Lantas, perubahan yang terjadi pada masa peralihan dari kondisi entrophy memasuki masa negentrophy ini memiliki dua titik tujuan. Yang satu mengarah pada kebaikan sedang yang satu mengarah pada keburukan. Lingkungan dan pola asuh menjadi factor yang paling besar memberikan pengaruhnya. Namun dalam masa peralihan ini, menurut saya masalah yang menjadi pokok adalah masalah pencarian jati diri.
Siapa saya dan untuk apa saya ada di dunia ini?
Saya fikir, dengan memperkenalkan siapa mereka yang sebenarnya dan untuk apa mereka hadir kedunia ini serta diiringi pola asuh dan keadaan lingkungan yang menunjang, pada masa peralihan ini, semua tindakan buruk yang pada dasarnya hanya rasa keingitahuan yang tinngi untuk mengenali diri senfiri ini bisa di hilangkan atau setidaknya diminimalisir semini mungkin.

Leave a Reply